Beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan sebuah sms yang pada intinya menawarkan sebuah bisnis kepada saya, saya tanya balik “bisnis apa kang?” pada sang pengirim sms itu, yang mengirim sms tersebut adalah salah satu teman baik saya. Dia menjawab, “pokoknya bisnis ini memiliki prospek kedepan yang sangat bagus, dan sekarang di Indonesia masih jarang orang yang tau tentang bisnis ini”. Hmm…. Semakin penasaran, “bisnis ini adalah bisnis yang bergerak di bidang IT, jadi kita menjual jasa” ujar teman saya dengan semangat via sms.
Oke, kamu sudah berhasil membuat saya penasaran akan bisnis yang tadi dikatakan memiliki prospek bagus dan menguntungkan. Saya buat janji ke dia untuk bisa segera bertemu dan ingin mendapatkan penjelasan yang lebih rinci tentang bisnis apakah itu? Apa benar sesuai dengan yang dijelaskannya?
Sepulang kuliah, berhubung hari ini adalah hari perdana kuliah di semester 4, maka kuliah pulang lebih awal sedikit. Saya hubungi si dia, “kang, gimana jadi ketemu ga buat ngomongin bisnis?” ujarku via sms. “Oke, nanti kamu ketempat saya aja akan kujelasin semuanya” balas dia dengan cepat.
Dengan nebeng vario putih hitam yang disopirin sama teman sendiri, yang sebelumnya teman saya yang jadi sopir vario sudah terkena “hasutan” saya tentang bisnis dan untung gede, maklum kalau masalah duit temen saya yang satu ini memang super fast response, dia mau saja saya ajak ketempat temen saya yang tadi menawarkan bisnis ini diawal. Motor sudah diparkir di depan halaman rumahnya, terlihat cukup ramai dengan orang-orang yang sedang duduk membentuk kelompok-kelompok kecil. Salam saya ucapkan dan ada jawaban, Alhamdulillah ini berarti rumah orang bukan kuburan, haha.
Seorang berumur 20 tahunan menyambut dengan ramah dan mulai mempersilahkan kami berdua (saya dan sopir vario) untuk duduk. Dia langsung bertanya pada pokok permasalahan, tentang tujuan kami dating kesini. “Ada tawaran bisnis mas” jawabku dengan singkat. Dia langsung dengan sigap mengambil laptop axioo miliknya, dan membuka file .ppt dari foldernya.
Dari penjelasan awal, saya tidak curiga tentang bisinis ini, gambaran saya mungkin ini bisnis PPC atau Online Marketing seperti yang sudah saya lakukan selama ini, walaupun memang belum pernah payout, mengenaskan bukan? Setelah lama mencermati tentang apa yang dipresentasikan, masuklah pada tahap produk yang dijual. Yaitu produk digital, atau bisa juga dibilang layanan jasa iklan. Kenapa saya bisa bilang layanan jasa iklan? Karena dengan memakai produk yang dijual oleh perusahaan tersebut kita bisa memakainya untuk melakukan promosi barang kepada orang lain, entah itu promosi barang sendiri atau ada orang yang order untuk dibikinkan iklan. Model iklannya adalah video email, jadi kita tidak mengirimkan email dengan bentuk tulisan saja akan tetapi email yang dikrimkan dalam bentuk video yang dibungkus template yang sangat menarik sehingga yang melihat video email tersebut akan tertarik.
Sampailah pada suatu penjelasan yang membuat saya bukan semakin semangat tapi bikin mood turun, orang tersebut menjelaskan bahwa kita bisa memiliki aplikasi tersebut apabila kita menjadi member dari perusahaan yang menyediakan aplikasi tersebut. Tidak tanggung-tanggung sob! Biaya registrasi untuk mendapatkan akses member yaitu sebesar Rp. 2.500.000,- itu untuk member yang biasa saja, kemudian sebesar Rp. 7.500.000,- untuk member eksklusif. Dan yang lebih tambah semangat hilang sama sekali dan tambah gak pewe duduk di forum itu adalah, ketika sampai pada penjelasan yang menyebutkan kata-kata “titik”, “downline”, “upline”, “bonus”, “kaki”, “mirror/bayangan/sepasang titik”, dsb.
Dengan berpikir sangat cepat saya menarik kesimpulan, itu adalah MLM. Ohh No!! kenapa saya terjebak dalam bualan manis yang tanpa henti menghujani telingaku? Berjuta kata-kata motivasi bisnis sudah dia sampaikan, menyadari sepertinya saya sudah agak bosan dan tidak tertarik yang terlihat dari ekspresi muka saya yang ganteng ini. Haha. Mulailah dia melancarkan strategi membawa nama orang tua, “kita ini kuliah sudah susah payah dibiayai orang tua kita, asal kamu tahu orang tua kita pasti sudah banyak berkorban untuk kita, apa kamu tega tidak mau membahagiakan orang tuamu?”, dia berkata dengan sangat yakin. Dan aku tambah malas. Melihat situasi ini, seseorang yang ada disampingku, yaitu supir vario, mulai memberikan kode dengan menendang-nendang kaki saya. Saya tahu, ternyata dia seperasaan denganku.
Tibalah disuatu titik klimaks kebosanan dan kejenuhan, selama hampir 1 jam kami duduk mendengarkan “ceramah” MLM. Kami mulai mengalihkan pembicaraan dengan seolah kita mau jadi member, dan beri kami waktu untuk berpikir terlebih dahulu. Diharapkan percakapan ini bisa cepat selesai dan bisa cepat pulang.
Akhirnya, selesai sudah “ceramahnya” dan dengan perasaan lega, selega habis buang air besar. Kami melangkah keluar rumah, “dalam hitungan ketiga, 3…2…1 mari luapkan semua emosi kita tentang promosi MLM tadi” kata saya ketika membonceng motor vario yang mulai menjauh dari rumah itu. “Anjjjrrr****tttt” spontan sopir varioku mengeluarkan segala luapan emosinya. MLM ohh MLM, sudah berapa banyak orang yang kau korbankan. Dan sudah berapa banyak dompet manusia yang telah kau kuras habis. Saya adalah orang yang tidak suka dengan bisnis MLM. Sekian dan terima kasih.